BPS Umumkan Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Barat Tahun 2021 Melejit

BANDUNG,TJI- KADO terindah di Hari Jadi Provinsi Jawa Barat ke-76 tahun 2021 yakni ekonomi Jawa Barat mulai pulih. Dimana sepanjang tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Jabar selalu terkontraksi akibat pandemi covid 19.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat mengumumkan  pertumbuhan ekonomi  Jabar pada triwulan ini secara year on year (yoy) pada 2021 tumbuh melejit 6,13 persen, sedangkan secara kumulatif hingga triwulan II/2021 tumbuh 2,54 persen padahal pada periode yang sama tahun 2020 lalu ekonomi Jabar terkontraksi minus 4,93 persen.

Pertumbuhan ini bagian dari buah penanganan ekonomi melalui program pemulihan ekonomi baik pada level nasional maupun Jawa Barat yang dilakukan oleh pemerintah, termasuk kemampuan masyarakat dan dunia usaha dalam berinovasi untuk tetap survive di tengah pandemi.

Produksi hampir semua lapangan menunjukkan tumbuh positif dan ekspor non migas Jawa Barat pada kuartal II/ 2021 mngalami pertumbuhan 29.64%.
UMKM merupakan pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia termasuk Jawa Barat.

Pandemi Covid-19 memberikan dampak multi dimensi menuntut perubahan perilaku dan sikap semua masyarakat termasuk pelaku UMKM. Jumlah UMKM Jawa Barat yang mencapai 4,9 juta unit pada masa pandemi covid pun terdampak negatif. Adaptasi pelaku UMKM terhadap pandemic covid pada tahun kedua mengalami kemajuan.

Data BPS Jawa Barat bila pada Juli 2020 jumlah UMKM yang naik omsetnya hanya 2% , yang tetap 11% dan menurun 86%. Pada Januari 2021 UMKM yang omsetnya naik menjadi 9%, tetap 17% dan menurun jadi 74%. Ini menunjukkan adakan perkembangan positif dari sisi pendapatan UMKM.

Pandemi covid-19 mengubah perilaku konsumen dan peta kompetisi bisnis yang perlu diantisipasi oleh para pelaku usaha akibat adanya pembatasan kegiatan. konsumen lebih banyak melakukan aktivitas di rumah dengan memanfaatkan teknologi digital. Sedangkan perubahan lanskap industri dan peta kompetisi baru ditandai dengan empat karakeristik bisnis yaitu hygiene, low-touch, less-crowd, dan low-mobility. perusahaan yang sukses di era pandemi merupakan perusahaan yang dapat beradaptasi dengan 4 karakteristik tersebut.

Berbagai upaya dilakukan pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pusat dalam rangka pemulihan ekonomi termasuk UMKM. Pemerintah juga terus berupaya mendorong para pelaku umkm untuk on board ke platform digital melalui program gerakan nasional bangga buatan indonesia (gernas bbi), dimana hingga akhir 2020 sudah terdapat 11,7 juta umkm on boarding. diharapkan pada tahun 2030 mendatang, jumlah umkm yang go digital akan mencapai 30 juta.

Menurut Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jabar, Kusmana Hartadji, Jawa Barat mendorong legalitas usaha untuk pelaku UMKM untuk mendapatkan NIB (nomor induk berusaha). terutama dengan menjadikan syarat NIB untuk mendapatkan fasilitas peningkatan produk (sertifikat hak merek, halal, SNI, BPOM), persyaratan pengajuan bantuan pemerintah dan perbankan.

Target pada tahun 2021 sebanyak 1 juta UMKM di Jabar mendapatkan NIB kerjasama dengan Dinas PMPTSP, nasional sebanyak 2,5 juta UMKM memiliki NIB pada 2021.

Untuk membantu pelaku UMKM, ada program Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM) untuk Jawa Barat pada tahun 2020 usulan penerima sebanyak 4.130.579 usaha mikro, penerima SK BPUM 2020 sebanyak 2.465.568 usaha mikro.

Tahun 2021 usulan BPUM 2021 hingga 30 juli 2021 sebanyak 2.863.983 usaha mikro.
Untuk permodalan Pemprov Jabar telah menyalurkan kredit mesra hingga 31 juli 2021 tersalur Rp 22.676.000.000,- disalurkan untuk 51- rumah ibadah dengan 902 kelompok atau mencapai 6.077 orang tersebar di 616 desa, 226 kecamatan di 18 kabupaten dan 7 kota di Jawa Barat Kerjasama dengan Bank BJB.
Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga Oktober 2020 di Jawa Barat total nilai akad mencapai Rp 16,53 triliun rupiah, total outstanding Rp 13,74 triliun dengan debitur 668.871 orang.

KUR didominasi oleh sector perdagangan besar nilai akad Rp 8,11 triliun, total outstanding Tp 6,65 triliun dengan debitur 349.176 orang. Disusul sector industry pengolahan dengan nilai akad Rp 3,05 triliun, outstanding Rp 2,62 triliun dengan debitur 118.466 orang. kemudian sector pertanian, perburuan dan kehutanan dengan nilai akad Rp 2,09 triliun, outstanding Rp 1,63 triliun, debitur 92.655 orang.

Penyaluran dana bergulir LPDB KUMKM ada tahun 2020 mencapai Rp 230,35 mliar. Pada tahun 2021 hingga April 2021 telah tersalur Rp 30,72 miliar. Program opop (one pesantren one product) hingga tahun 2020 sebanyak 1.574 pesantren telah mengikuti program ini.

Pada 2021 sebanyak 1000 pesantren saat ini telah memasuki audisi tahap I mendapatkan bantuan Rp 25.000.000 untuk startup dan Rp 35.000.000 untuk scaleup.

Perkuat pemasaran produk UMKM secara online maupun Kerjasama dengan marketplace besar seperti Tokopedia, Blibli, Shopee, Lazada serta marketplace lokal seperti borongdong.id.

Semua upaya dilakukan untuk mendorong UMKM Jawa Barat Bangkit ditengah Pandemi Covid 19. Penguatan SDM, kolaborasi, sinergitas dengan stakeholder terkait dan ABCGM menjadi bagian penting untuk kemajuan UMKM di Jawa Barat.

Berita Terkini