News – FBI menangkap seorang pensiunan petugas pemadam kebakaran, seorang mahasiswa mode, dan seorang pria dari Iowa terkait penyerbuan Gedung Capitol Amerika Serikat. Nicolas Moncada adalah mahasiswa berusia 20 tahun di Fashion Institute of Technology, ditangkap di rumahnya di Staten Island, New York, Senin (18/1).
Berdasarkan pemberitaan dimedia-media lokal, pihak universitas telah berbagi informasi dengan FBI tentang unggahan media sosial yang menunjukkan Moncada berada di Capitol saat insiden kerusuhan yang telah mencoreng citra Amerika Serikat sebagai negara demokrasi.
Selain itu, FBI juga menangkap Thomas Sweeney, 53, seorang pensiunan Departemen Pemadam Kebakaran New York atas tuduhan yang sama. Pria itu telah didakwa, tetapi tidak ditahan.
Ditempat lainnya, yakni di Iowa, masih pada hari yang sama, aparat menangkap Leo Kelly setelah wawancara video yang diunggah dalam jaringan internet menggambarkan dia sebagai salah satu orang-orang pertama yang mendobrak gedung Capitol dan masuk ke dalam dengan lusinan lainnya.
Warga Cedar Rapids itu mendapat tuduhan menerobos masuk suatu tempat dengan cara melanggar hukum dan tuduhan bertindak tidak tertib.
Seperti diketahui, ribuan orang merangsek gedung Capitol AS dengan tujuan mencoba mencegah Kongres mengesahkan kemenangan politisi Demokrat Joe Biden atas Presiden Donald Trump dari Partai Republik pada 6 Januari lalu.
Insiden memalukan tersebut merupakan buah dari propaganda yang disuarakan Donald Trump dan sekutunya selama berbulan-bulan untuk mendiskreditkan hasil pemilu AS.
Otoritas federal telah mengajukan tuntutan pidana terhadap lebih dari 100 orang dalam penyelidikan mereka terhadap perangsekan kantor Capitol dan serangan terhadap polisi. Lima orang tewas dalam kerusuhan itu, termasuk seorang petugas Kepolisian Capitol.
Dari 10 orang yang ditangkap selama akhir pekan adalah Timothy Hale-Cusanelli, dari Colts Neck, New Jersey, anggota tentara cadangan Angkatan Darat AS yang sehari-harinya bekerja sebagai pekerja kontrak untuk Angkatan Laut.
Karena status dan pekerjaan tersebut memberinya izin keamanan untuk mendapatkan informasi rahasia dan akses mengenai senjata api. Seorang informan mengatakan kepada penyelidik bahwa Hale-Cusanelli adalah “seorang supermasis (pengikut doktrin keunggulan rasial) kulit putih yang dibai’at dan simpatisan Nazi” yang mengunggah video daring dan mengamini opini politik ekstrem.***