Gatotkoco, Pesawat N250 Buatan Anak Negeri Yang Akan Segera Di Museumkan

Pesawat sipil N250 rancangan almarhum Presiden BJ Habibie akan dimuseumkan. Setelah dua dekade mangkrak, pesawat yang diberi nama Gatotkaca itu akan dipajang di Museum Pusat Dirgantara Mandala, yang berada di kawasan Lanud Adi Sutjipto, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

“Setelah lebih dari dua dekade Gatotkoco tidak bergerak, kini dia akan melakukan perjalanan terakhirnya. Kali ini tidak terbang, tapi melalui jalan darat menuju Museum Pusat Dirgantara Mandala (Muspusdirla) milik TNI AU di Lanud Adisutjipto, Yogyakarta,” ujar Kadispen TNI AU Marsma Fajar Adriyanto kepada wartawan, Rabu (19/8/2020).

Menurut Fajar, pesawat kebanggaan RI itu akan dijadikan monumen yang bisa dilihat oleh masyarakat kapan saja. Sang Gatotkaca akan dibawa melalui jalur darat dari Bandung menuju Yogyakarta malam nanti pukul 22.00 WIB.

“Untuk dirawat dan dijadikan monumen yang bisa dilihat masyarakat sebagai pertanda bahwa bangsa Indonesia pernah berjaya di dirgantara,” sebut Fajar.

“Perjalanan sang Gatotkaca ini akan menempuh jarak lebih dari 560 km. Lewat Tol Pantura,” sambungnya.

Pesawat N250 merupakan mahakarya BJ Habibie yang didedikasikan untuk negara. Melalui kejeniusannya, dia berhasil membuktikan bahwa anak bangsa mampu memproduksi pesawat di tengah keterbatasan yang ada.

Pesawat N250 mulai dirancang bangun pada 1986. Pada 1995, pesawat tersebut berhasil mengudara di langit Indonesia. Rasa bangga begitu dirasakan atas keberhasilan tersebut.

Gatotkaca pertama kali terbang pada 1995 bertepatan HUT RI ke-50. Pesawat yang dibuat oleh Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN)–kini bernama PT Dirgantara Indonesia (PTDI)–itu sempat tampil dan menjadi idola di beberapa International Air Show, salah satunya di Le-Bourge, Paris Air Show 1997.

Semua negara dunia melihat kehebatan serta kecanggihan pesawat N250. Apalagi kala itu pesawat karya anak bangsa ini menggunakan teknologi paling canggih, yakni fly by wire.

“Pesawat buatan sendiri dan kebanggaan bangsa Indonesia N-250 yang dijuluki Gatotkaca pernah menggegerkan dunia internasional karena kecanggihan dan performanya melebihi zamannya saat itu,” ucap Fajar.

Sayangnya, ‘keperkasaan’ Gatotkaca harus terhenti saat Indonesia diterpa krisis moneter pada 1998. Proyek pesawat N250 disetop oleh negara akibat krisis ekonomi tersebut.

“Saat krisis ekonomi 1998 melanda, N250 dihentikan produksinya, setelah IMF meminta IPTN ditutup karena dianggap memberatkan ekonomi. Gatotkaca pun dirumahkan, tidak boleh terbang. Pupus sudah harapan bangsa Indonesia memiliki pesawat produksi dalam negeri,” kata Fajar.

Sejak saat itu, pesawat Gatotkaca teronggok di salah satu hanggar kawasan PTDI di Bandung, Jawa Barat. Gatotkaca tak lagi bisa mengudara di langit Indonesia. Pesawat buatan dalam negeri itu sudah tidak bisa terbang dan, bila akan dikembangkan, maka akan membutuhkan biaya yang lebih besar lagi.

Sekitar seminggu yang lalu, Gatotkaca diserahkan PTDI kepada TNI AU karena akan dimuseumkan. Tim dari TNI AU mempersiapkan pesawat tersebut untuk layak dibawa melalui jalan darat dari Bandung menuju Yogyakarta.

“Awalnya di hanggar PTDI, lalu diserahkan TNI AU, selanjutnya kita geser ke Hanggar Sathar 15 Depohar 30 di Lanud Husein Sastranegara, Bandung, untuk di-assembly. Setelah itu akan kita bawa ke Museum Pusat Dirgantara Mandala di Lanud Adisutjipto, Yogyakarta,” tutup Fajar

Berita Terkini