Jerat Alih Fungsi Lahan, Berujung Tanah Di Dua Dusun Akan Tenggelam

KABUPATEN PEMALANG, BKP – Pertengahan tahun 2022 warga Dusun Sidomulyo dan Pesadean Desa Pesantren, Kecamatan Ulujami, dihinggapi keresahan dengan adanya pembangunan tambak vaname di PT Perkebunan Nusantara IX (PTPN 9) Jawa Tengah.

Keresahan dialami warga khususnya yang bertempat tinggal di sekitar PTPN 9. Pihak yang dianggap berwenang, yakni BUMN melalui Divisi Tanaman Tahunan Kebun Semugih, Afdeling Pesantren mempertontonkan kesewenang-wenangan dengan menebang pohon dan diduga membuat saluran untuk pembuangan limbah vaname.

Mewakili salah satu kelompok petani Desa Pesantren yang tidak mau disebutkan namanya menuturkan, dampak pembangunan tambak vaname menimbulkan persoalan tak kecil.

“Lahan sawah dan tempat tinggal (rumah,red) akan tergenang air dari laut, serta kebun melati dan ikan bandeng akan mati akibat limbah tambak vaname,” terangnya, Kamis (6/10/2022).

Tidak hanya itu, kata dia, warga desa yang menggantungkan hidupnya dari pertanian kehilangan mata pencarian-nya. Dalam praktiknya, dua dusun (Sidomulyo dan Pesadean) tragik tenggelam.

Menelusuri dari pangkal lokasi proyek, lalu sempat bertanya kepada salah satu mandor disana. Mandor itu mengaku bernama Karnoto, dan ia mengatakan bahwa pekerjaan proyek ini sudah berjalan 2 (dua) bulan.

“Selama dua bulan kurang lebih mencapai 2 kilometer yang sudah digali, dan hanya digali seperti ini saja,” bebernya.

Kemudian Karnoto mengarahkan awak media bertemu langsung kepada pimpinan-nya, Heri Purnomo untuk lebih jelasnya. “Saya disini hanya bawahan yang menjalankan tugas,” imbuh Karnoto.

Saat ditemui di kantornya, Asisten Tanaman Heri Purnomo tidak berada di tempat, selanjutnya awak media mengisi buku tamu di pos security dan diterima petugas (piket) keamanan bernama Hardiono.

Awak media sempat menitipkan pesan yang dituangkan di dalam buku tamu agar disampaikan kepada Asisten Tanaman Kebun Semugih Afdeling Pesantren, yakni Heri Purnomo.

Namun tak berselang lama, datang orang tak dikenal dengan menggertak  “untuk apa foto-foto mas”.

Kemudian awak media menjawab “saya wartawan”. Dan balik bertanya kepada orang tak dikenal itu “Anda siapa?

Orang tak dikenal yang memakai kaos organisasi masyarakat (ormas) Laskar Merah Putih (LMP) pun berujar “saya pekerja disini, sudah lepas piket”.

Diketahui orang tak dikenal itu bernama Casmudi, berdasarkan informasi petugas keamanan yang piket, setelah itu Casmudi pergih entah kemana.

Namun tiba-tiba dia menelepon seseorang dan menghampiri awak media dan berkata “Ini bang ada yang mau ngomong!”.

Di dalam percakapan, orang diujung telepon itu mengaku bernama Alwi sebagai pendiri wps pemalang. Dan dia menanyakan “Ada perlu apa?

Lebih lanjut dia mengatakan “Jangan ganggu dia (Casmudi), dia saudara saya”.

Awak media pun menegaskan “Saya mau konfirmasi kepada Heri Purnomo, seraya menyudahi percakapan lewat Hp.

Berhari-hari tak ada penjelasan dari Heri Purnomo, awak media lalu mengkonfirmasi lewat telepon. Ia menyampaikan kepada awak media tidak ada pesan di pos security, padahal jelas-jelas buku tamu telah diisi oleh awak media dengan tujuan konfirmasi.

Lebih hebatnya lagi, setelah awak media memperkenalkan diri melalui sambungan telepon, Heri Purnomo malah menimpali konfirmasi dengan melontarkan “Ada kepentingan apa ya dengan PTPN 9 milik BUMN?

Dia mengatakan, terkait alih fungsi PTPN 9 dijadikan tambak vaname, itu sudah wewenang holding, kami disini hanya menjalankan tugas.

Heri menampik kalau pekerjaan proyek yang sedang berjalan di wilayah PTPN 9 dari dulu sudah ada dan ini adalah normalisasi.

Dengan gencar, Heri mengungkapkan, izin-izin sudah ditempuh melalui warga sekitar, Pemdes, Pemkab hingga ke tingkat pusat.

“Ini kan proyek nasional, mana mungkin tidak ada izin. Meskipun diakuinya, banyak juga dari warga desa yang memang menolak proyek ini,” sambung Heri, Senin (10/10/2022) malam.

Ya, namanya proyek nasional, tambah dia, mau nggak mau warga desa harus nurut. Lagian proyek sudah berjalan, mau apa lagi.

Ketika awak media menyinggung dimana papan proyek? Dengan enteng Heri menjawab “Proyek ini kan dari PTPN sendiri dan milik BUMN, bukan uang dari negara.

“Untuk apa dipasang papan proyek, toh warga desa tahu pekerjaan proyek ini dari PTPN dan yang bayar HGU juga kami, bukan warga,” katanya.

Tanda tanya Heri kepada awak media pun memuncak dengan balik bertanya “Kok anda bertanya mendetail seperti itu, kepentingan-nya apa?

Ia lalu menyindir awak media dengan kata-kata “Apa perlu saya jelaskan berapa biaya dari proyek itu hingga lama pekerjaan-nya”.

Tak hanya disitu, Heri menyuruh awak media bertanya ke pusat saja bila ingin mengetahui lebih jelas. Dari uraian diatas, warga Dusun Sidomulyo dan Pesadean dilanda kepedihan. Sebab bagaimanapun, warga desa berhak atas lahan negeri ini secara adil. Hingga berita ini ditayangkan nomor Hp awak media dblokir kepala desa dan sekdes.

Berita Terkini