Kabupaten Bandung Barat, BKP – Puluhan siswa Taman Pendidikan Alquran (TPA) dan TKA Nurul Azmi menggeruduk kantor Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Jum’at 10 Juni 2022.
Puluhan Siswa tersebut membawa spanduk bertuliskan “Tolong Selamatkan Sekolah Kami”, aksi tersebut dilakukan bukan tanpa alasan.
Mereka, para siswa bersama orang tua meminta pemda KBB dan PT KCIC bertanggungjawab terhadap rusaknya saluran drainase di Kompleks Taman Bunga, RW23, RT07/RT10 & RT/12 Desa Cilame.
Diketahui, kerusakan drainase akibat pembangunan tiang pancang atau tiang Trase Kereta Cepat Jakarta-Bandung kerap menimbulkan banjir, retakan tanah, serta memutus akses jalan menuju TPA-TKA Nurul Azmi Cilame.
Nurlaela Purnama Sari (32) selaku orang tua wali murid mengatakan, kondisi ini terparah terjadi sebelum lebaran idul Fitri 2022 kemarin.
“Sebelum lebaran tepatnya kondisi ini dibiarkan begitu saja usai di keruk menggunakan beko (alat berat)”, kata Nur saat ditemui awak Media di lokasi.
Nur menjelaskan, akibat dibiarkan saja maka tanah tersebut terkikis dan menimbulkan longsor hingga meluas nyaris mengenai bangunan sekolahnya.
“Cuman di keruk lalu di biarkan saja, sebelum lebaran kemaren akhirnya liat sendiri kondisi seperti ini banyak retakan juga,” tuturnya.
Nur menilai, pihak pemerintah desa belum ada solusi menanggapi hal ini, pada sebelumnya, lanjut Nur, ia bersama kepala sekolah sudah mencoba mendatangi pihak desa.
“Waktu itu saya sama Bu kepala sekolah sudah ke Desa tapi belum ada tanggapan sama sekali, maka dari itu kami bersama kompak gerakan hati ingin ke Desa kembali,” tuturnya.
Lebih jauh Nur mengatakan, pihaknya berharap sekolah tersebut segera diperbaiki supaya kegiatan belajar mengajar dapat segera dilakukan.
“Sementara ini belajar di masjid sebelah dekat dengan sekolahan, sudah lebih dari satu bulan semoga ada hati yang terketuk untuk segera diperbaiki sekolah kami, kasian anak-anak,” bebernya.
Sementara itu, masih dilokasi yang sama, Kepala RA Nurul Azmi Nining Yudianti mengatakan proyek KCIC tak membenahi saluran drainase yang ada. Sejak tahun 2020, sekolah diterjang tiga kali banjir dengan skala besar. Dimana banjir tersebut merupakan luapan air hujan yang tidak tertampung drainase yang rusak persis di samping sekolah TKA-TPA Nurul Azmi.
“Banyak yang rusak diantaranya dokumen-dokumen sekolah, alat permainan edukatif, buku-buku, bangku, lemari, printer dan beberapa alat belajar anak-anak,” katanya.
Mirisnya, kata Nining kerusakan sampai penunjang pendidikan lainnya bahkan, pada banjir di tahun 2020 tembok di sisi sekolah sampai roboh belum juga diperbaiki.
Janji tinggal janji, Ia mengatakan, pihaknya lanjut Nining, PT KCIC sempat menjanjikan akan memperbaiki drainase sisa proyek pembangunan tiang pancang. Namun, janji itu menguap hingga proyek pembangunan lintasan rel kereta selesai.
“Pada akhirnya warga geram, warga dan pihak sekolah pun meluap sampai pada kerusakan susulan yang diakibatkan buruknya drainase sisa proyek KCIC tak kunjung diperbaiki,” lanjut Nining.
Pada terakhir puncak kerusakan terparah, hujan deras kemarin yang mengakibatkan longsor di depan sekolah kami. Akibatnya akses jalan menuju sekolah juga terputus hanya menggunakan jembatan bambu. AA
“Kondisi saat ini miris, tiang listrik disamping sekolah hampir roboh mengenai bangunan, selain itu banjir sekolah juga terancam longsor karena dinding sekolah sudah berada di tebing sisa longsoran tanah terkikis melebar hampir mengenai bangunan juga,” pungkasnya.
Sumber : Media Bangbara. Com