Keluhan Para Pengusaha Telur Ayam di Kabupaten Garut

GARUT,TJI – Keluhan para pengusaha telur di Kabupaten Garut belum terjawab solusinya yang disebabkan dengan tingginya harga pakan yang diduga sulit terkendali atau sama sekali tidak ada kendali.

Regulasi perdagangan yang semakin menghimpit yang didominasi kaum kapitalis, sangat tidak berpihak kepada para penggusaha lokal yang sebenarnya mampu memproduksi lebih baik dan berkualitas dibanding produk dari luar derah.

Akan tetapi produk baku ini, malah kalah bersaing dengan produk luar yang nota bene kualitasnya bisa dibandingkan dengan produk lokal, seperti apa pengendalian harga pakan oleh pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya yang mau berjibaku mandiri, bahan membuka lowongan kerja bagi para pekerja yang tidak memilki kesempatan ditempat yang lebih layak, hanya Karena status sosial.

Ketika acara observasi produksi pakan ternak ayam di Gapoktan Bagendit Kp. Cankuang RT 01 RW 04 Desa Bagendit Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut, Kamis (14/10/2021), awak media melakukan wawancara singkat dengan H. Teten Kurniawan pemilik perusahaan PD Legenda Prima  FARM  yang bergerak dalam usaha peternak ayam petelur yang saat ini mengalami banyak kerugian dalam bisnisnya yang diakibatkan murahnya harga jual dan mahalnya harga pakan,  sehingga merasa tidak seimbang jika dibanding biaya produksi dengan harga jual.

H.Teten

Dirinya ingin ada perhatian dari pemerintah terkait pengendalian harga yang berpihak terhadap kelancaran roda perusahaan para peternak ayam petelor hususnya di Kabupaten Garut, selama ini yang dirasakan kurang bahkan seakan tidak ada perhatian pemerintah terhadap pengendlian regulasi perdagangan telur yang berpihak terhadap para pengusaha, dirinya bersyukur dengan hadirnya PPAPG yang juga berdiri sekaligus koperasinya semoga mampu mengangkat harkat derajat para pengusaha yang dirasa semakin terjepit.

Perusahaan yang berdiri sejak tahun 2012 ini memilki 15 orang karyawan yang nyaris tidak terbayar upah kerjanya, jika perusahaanya tutup lantas nasib mereka akan seperti apa ditengah   sulitnya ekonomi dan susahnya lapangan kerja.

Sampai saat ini ayam yang dimilkinya sebanyak 15000 ekor dengan menghasilkan 700 kg telor yang dipasarkan masih di dalam kota Garut.

Menurut Teten, dirinya setiap bulan sudah menjadwalkan pemberian telur ayam kepada warga terdekatnya sebagai bentuk konvensasi lingkungan dan juga ke majelis tertentu, dan hari ini dirinya membagikan 1,5 ton telur ayam untuk warga sebanyak 600 Kepala Keluarga dengan jumlah timbangan yang pariatif sesuai jumlah jiwa di dalam setiap keluarga di lingkungan Kampung Desa Kolot Desa Kalangsari RT 01 RW 08 Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut.

(Apniaza)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkini