Kementerian ESDM : Rp287 Miliar untuk Studi dan Rekomendasi Kebijakan.

Bandung  – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang menyiapkan anggaran Rp287 miliar hanya untuk membuat studi dan rekomendasi kebijakan, membuat Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Partai Amanat Nasional Andi Yuliani Paris angkat bicara pada rapat kerja Komisi VII DPR dengan Menteri ESDM di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.

Sebelumnya sempat beredar di media sosial cuplikan video Andi Yuliani mencecar Kementerian ESDM dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR. Video itu juga sempat diunggah akun Youtube Komisi VII DPR RI per 19 Januari.

“287 miliar hanya untuk bikin kebijakan, bikin rekomendasi, bikin studi, itu engga ada gunanya untuk rakyat,” ujarnya Andi pada saat rapat kerja bersama Kementerian ESDM Januari lalu. Lebih lanjut Andi mengatakan, hasil dokumen dari rekomendasi dan studi kementerian ESDM hanya redundant atau di ulang-ulang saja.

Ia juga mengkritisi beberapa anggaran yang dinilai besar, di antaranya permen menteri senilai RP4,8 miliar serta membuat draft segmen sub mineral dan batubara senilai Rp4,9.

Di samping itu Andi mempertanyakan kejelasan anggaran yang digunakan untuk pemeliharaan penerangan jalan umum tenaga surya (PJUTS) yang kerap diganti dengan alasan mati.

“Kemudian saya perlu satu rekomendasi untuk PJUTS kalau rusak. perlu ada rekomendasi terkait dengan transfer of knowledge. ini engga ada sekarang saya ditanya, ini baru dipasang mati ini gimana caranya?” pungkasnya. Andi mengatakan, banyak masyarakat yang bekerja sebagai vendor PJUTS di dapilnya yang hingga kini belum dibayar setelah pembangunan alih teknologi itu.

“Orang-orang yang kerja di dapil saya itu banyak yang belum dibayar sampai saat ini. yang kerja tuh masyarakat,” ujarnya.

Dalam rapat kerja komisi VII dengan Kementerian ESDM itu, ia juga mengingatkan BPH migas yang mengemban tugas sebagai pengaturan dan pengawasan sumber daya alam, agar mempertanggungjawabkan pemanfaatan iuran badan usaha terkait migas untuk kemajuan industri hilir.

Di samping itu, ia menjelaskan pentingnya badan litbang ESDM melakukan riset untuk mengatasi kekeringan yang melanda di dapilnya, Sulawesi Selatan dengan memanfaatkan energi matahari.

“ESDM kan punya badan litbang, stop lah bikin vantilator. Coba litbang membuat sumber air dari pemanfaatan energi matahari” ujarnya.

“Coba bapak bedah anggaran litbang kalau bisa yang berguna untuk masyarakat,” ujar Andi. **TJI**

Berita Terkini