Bandung, BKP – Hajar Aswad adalah batu hitam yang terletak di salah satu sudut ka’bah. Dalam sebuah riwayat, batu ini disebut berasal dari surga yang diberikan kepada Ismail AS melalui perantara Jibril.ka’bah
Pendapat mengenai Hajar Aswad berasal dari surga ini turut diceritakan Ibnu Katsir dalam Qishash al-Anbiya (Kisah Para Nabi). Batu ini diperoleh ketika Nabi Ibrahim AS dan putranya Ismail AS membangun ka’bah.
Asal Mula Hajar Aswad
Dikisahkan kala itu Nabi Ibrahim AS menemukan satu ruang kosong ketika pembangunan ka’bah hampir rampung. Ia kemudian meminta Ismail AS mencari batu untuk menutupi ruang kosong tersebut.
Dalam perjalanan mencari batu yang diminta sang ayah, Ismail AS bertemu dengan Jibril. Dia (Jibril) memberikan sebuah batu hitam (Hajar Aswad) yang paling bagus. Batu tersebut berasal dari India, tempat yang disebut sebagai lokasi turunnya Nabi Adam AS dari surga.
Awalnya batu yang dibawa Nabi Adam AS itu berwarna putih (ketika turun di India). Kemudian, warnanya berubah menjadi hitam legam karena dosa-dosa manusia. Hal ini dijelaskan dalam riwayat At Tirmidzi.
“Batu hitam turun dari surga dan itu lebih putih dari susu, tetapi dosa anak-anak Adam mengubahnya menjadi hitam,” (HR Tirmidzi).
Ismail AS pun menerima Hajar Aswad tersebut dengan senang hati dan kembali menemui ayahnya. Setibanya di tempat pembangunan ka’bah, Ismail AS melihat sebongkah batu yang sudah ada di pojok tiang pondasi.
Ia kemudian bertanya, “Wahai ayah, siapakah yang membawa batu itu kepadamu?” Ibrahim AS pun menjawab, “Batu itu dibawa oleh malaikat yang lebih gesit darimu.” Setelah itu, keduanya membangun Baitullah hingga selesai.
Pembangunan ka’bah ini turut disebutkan dalam firman-Nya surah Al Baqarah ayat 127.
وَاِذْ يَرْفَعُ اِبْرٰهٖمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَاِسْمٰعِيْلُۗ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۗ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ ١٢٧
“(Ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan fondasi Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Letak Hajar Aswad
Muslim H. Nasution dalam bukunya Tapak Sejarah Seputar Mekah-Madinah menjelaskan, ka’bah terdiri dari empat sudut atau rukun. Di antaranya rukun al-Aswad yakni sudut yang terletak di Hajar Aswad dan disampingnya pintu ka’bah.
Kemudian, rukun Syami yakni sudut yang menghadap ke negeri Syam atau Syria, rukun Iraqi yakni sudut yang menghadap ke Irak, dan rukun Yamani yakni sudut yang menghadap ke Yaman.
Hajar Aswad ini menempel di rukun Yamani. Batu ini berwarna hitam kemerah-merahan dengan luas permukaan sekitar 30 cm². Batu tersebut dilingkari dengan bingkai perak putih.
Menurut buku Mekkah: Kota Suci, Kekuasaan, dan Teladan Ibrahim karya Zuhairi Misrawi, Abdullah bin Zubair adalah pemimpin pertama yang membungkus Hajar Aswad dengan perak. Kemudian, pada 1442 H, perak pembungkus tersebut diperbarui oleh Raja Arab Saudi, yang tak lain pemimpin tertinggi Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Makna Hajar Aswad bagi Jemaah Haji dan Umrah
Masih dalam buku yang sama, Zuhairi Misrawi mengatakan bahwa Hajar Aswad memiliki makna penting bagi ibadah haji dan umrah. Batu yang dimuliakan Allah SWT ini dijadikan sebagai tempat permulaan dan berakhirnya pelaksanaan thawaf.
Benda ini juga menjadi begitu istimewa. Sebab, Nabi Muhammad SAW pernah menciumnya dan diikuti oleh para sahabat, khususnya Umar bin Khattab. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah riwayat Imam Muslim.
إِنِّى لأُقَبِّلُكَ وَإِنِّى أَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ وَأَنَّكَ لاَ تَضُرُّ وَلاَ تَنْفَعُ وَلَوْلاَ أَنِّى رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَبَّلَكَ مَا قَبَّلْتُكَ
Artinya: “Sesungguhnya aku menciummu dan aku tahu bahwa engkau adalah batu yang tidak bisa memberikan mudhorot (bahaya), tidak bisa pula mendatangkan manfaat. Seandainya bukan karena aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menciummu, maka aku tidak akan menciummu.”
Lebih lanjut, Zuhairi Misrawi menjelaskan, Hajar Aswad bukan sembarang batu. Ia mempunyai sejarah yang luar biasa. Sebab itu, para jemaah haji dan umrah biasanya berbondong-bondong untuk mencium Hajar Aswad. ***