Lama Menderita Kanker. Eneng Sangat Butuh Perhatian Pemerintah Kab. Tasik

Kabupaten Tasik – Dengan kondisi ekonomi yang serba sulit, ditambah menderita penyakit Tumor, membuat wanita paruh baya ini semakin menderita dan sangat membutuhkan perhatian serta pertolongan dari Pemerintah.

Eneng (53), warga Kampung Rahayu RT 02 RW 06 , Desa Karang Nunggal, Kecamatan Karang Nunggal Kabupaten Tasik, Jawa Barat sudah cukup lama menderita penyakit Tumor diperutnya. Namun, kondisi ekonomi yang serba kekurangan membuat dirinya harus bersabar dan bertahan dengan rasa sakitnya untuk melakukan pengobatan.

Karena mengingat penyakit yang diderita Eneng adalah penyakit yang berbahaya dan jika diobati akan memakan biaya yang cukup besar, apalagi Eneng harus segera dilakukan Operasi agar Tumornya tidak semakin menjalan dan semakin parah.

Eneng dan keluarga sangat berharap ada pertolongan dari pemerintah, agar dirinya bisa segera diobati dan dioperasi. Dan dilakukan perawatan secara intensif.

“Boro-boro biaya untuk berobat, untuk ongkosnya dan untuk makan pun kami kesulitan”, kata salah seorang keluarga Eneng saat dihubungi oleh Yayasan Belajar Bersama dan Wartawan Media Times Jurnalis Indonesia Melalui Telepon selular.

Berbagai upaya telah dilakukan pihak keluarga Eneng agar mendapatkan pengobatan yang maksimal serta mendapatkan perhatian secara khusus dari pihak pemerintah.

Ada pula relawan dan tetangga yang membantu mengupayakan agar Eneng segera diobati dan dioperasi, hingga akhirnya mendapat kesempatan untuk dilakukan operasi di Rumah Sakit Hasan Sadikin Kota Bandung.

“Kemarin hari Minggu, 14 Februari 2021, saya dapat telepon dari bagian penjadwal RSHS terkait pasien penderita Tumor dari Kabupaten Tasik, yang mana hari Senin, 15 Februari 2021 pasien harus datang ke RSHS, karena operasi akan dilakukan pada hari Selasa nya”, kata Taryan.

Karena berdasarkan aturan sekarang, sehari sebelum menjalani operasi harus di swab dulu. Dan saat Taryan menghubungi pihak keluarga pasien, mereka mengatakan tidak punya uang sepeserpun, jangankan untuk ongkos, untuk bekal, makan pun pihak keluarga merasa kebingungan

“Saya mencoba menghubungi rekan saya, beliau salah satu tokoh didaerah Karang Nunggal, dan katanya langsung ngobrol dengan Kepala Desa diwilayah tersebut. Kemudian Kades mengutus Kepala Dusun untuk menemui keluarga pasien, dan katanya ketika didatangi, keluarga hanya bisa sedih dan kebingungan”, ucap Taryan.

Singkat cerita, pagi hari Senin, 15 Februari 2021, Taryan Kembali berkomunikasi dengan temannya yang menjadi Ketua PAC disalah satu partai untuk Kecamatan Karang Nunggal, dan hendak menanyakan mengenai keberangkatan ke RSHS bandung, ternyata tidak jadi karena kata Kepala Desanya dicancel.

“Lalu saya koordinasi sekitar pukul 13.00 dengan Kepala Puskemas Karang Nunggal, saya ceritakan semuanya, malah beliau mengarahkan untuk swab di Puskesmas, yang mana hasilnya bisa sampai 2-3 hari kedepan. Saya bilang hanya minta fasilitas Ambulan dari Puskesmas untuk ke RSHS. Beliau mengatakan, untuk itu Puskesmas tidak ada anggaran karena anggaran itu sudah dialihkan ke Desa, mulai dari mobil Ambulan, dana kebencanaan juga dana kesehatan, begitu pula untuk dana biaya penguburan korban meninggal akibat Covid diserahkan ke Desa”, jelas Taryana.

Taryan menuturkan, tiba-tiba pihak RSHS meminta pasien untuk datang ke RSHS besok Selasa, 16 Februari 2021, dan dirinya sudah menyampaikan ke Kades, karena hal ini sudah tidak mungkin diundur ataupun dibatalkan.

Berdasarkan keterangan Kepala desa Karang Nunggal, Bahwa pihak Desa sudah berupaya membantu memfasilitasi, baik untuk bensin maupun ambulan. Namun, Desa memiliki keterbatasan, karena katanya di Desa tidak ada anggarannya. **Dadan**

Berita Terkini