Lewat Bidang Pemuda dan Olahraga, Delegasi Indonesia Di Forum ICYSM, Berharap Agar Negara Anggota OKI Dapat Menanamkan Toleransi

JEDDAH, BKP – Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kementerian Pemuda dan dan Olahraga (Kemenpora) Prof. Dr. Faisal Abdullah, mewakili Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menghadiri acara the Fifth Session of the Islamic Congress of Youth and Sports Ministers (ICYSM). Acara ini digelar di Jeddah, Saudi Arabia 7-9 September 2022.

Acara ini turut dihadiri Pangeran Abdul Azeez bin Turki Al-Faisal, Menteri Olahraga Saudi yang juga Ketua Sesi Kelima Konferensi Islam Menteri Pemuda dan Olahraga (ICYSM), Hissein Brahim Taha, Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Dr. Muhammad Sulaiman Al Jasser, Presiden Kelompok Bank Pembangunan Islam,  Mr. Farid Gayibov, Ketua Sesi Keempat Konferensi Islam Pemuda dan Olahraga Republik Azerbaijan dan utusan dari berbagai negara anggota OKI.

Dalam sambutannya, mewakili Menpora Amali, Faisal menyampaikan permintaan maaf atas ketidakhadiran Menpora Amali dalam kegiatan ini, karena harus menghadiri agenda Hari Olahraga Nasional (Haornas) di Indonesia.

Selain itu, Faisal juga menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada Pemerintah Kerajaan Arab Saudi yang telah menjadi tuan rumah ICYSM yang kelima.

“Lokasi penyelenggaraan tidak jauh dari tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dimana, mohon berkenan kita Bersama ucapkan kata hamdalah, alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin dan shalawat kepada Rasulullah SAW, Allahumma shalli ‘alaa Muhammad wa’alaa aali Muhammad,” ujar Faisal.

Selanjutnya, dia menyampaikan bahwa penyelenggaraan ICYSM tahun ini harus sukses. Sebab, hal ini tidak hanya terkait dengan peristiwa silaturahmi dalam semangat kebersamaan, Ummat terbaik yang dipilih allah SWT, tetapi juga sebagai sarana evaluasi pelaksanaan Strategi Pemuda dan Olahraga di setiap negara anggota OKI.

“Indonesia menyambut baik tema ICYSM 2022 “Developing of Youth and Sports for A Solidarity-Based Ummah”. Ini bergantung pada pelaksanaan peran besar umat manusia yang ditugaskan kepada mereka, mengintegrasikan individu-individu dari berbagai warna kulit, ras, etnis dan kelas sosial dengan kesetaraan ke dalam satu persaudaraan yang bersatu.

Indonesia berasumsi bahwa setiap negara anggota OKI harus terlibat dan melakukan semua yang mereka bisa untuk menanamkan kesabaran, toleransi, dan memperluas perjuangan untuk masyarakat Muslim di mana pun, melalui bidang pemuda dan olahraga,” kata Faisal.

Dijelaskan Faisal, delegasi Republik Indonesia untuk pertama kalinya menghadiri ICYSM ke-2 di Jeddah, Arab Saudi pada tahun 2014. Pada tahun 2016, kehadiran berikutnya adalah di ICYSM ke-3 di Istanbul, Turki, dan pada ICYSM ke-4 di Baku, Azerbaijan, pada tahun 2018.

“Di ICSM di Azerbaijan, kami mengusulkan untuk menjadi tuan rumah ICYSM ke-7 setelah Arab Saudi, dan Libya. Saat ini, kami masih berpegang pada komitmen itu,” tukasnya.

Berikutnya, Faisal memaparkan, di bawah koordinasi ICYSF telah menempatkan kader muda terbaik kami sebagai wakil Presiden ICYSF serta perwakilan dari kawasan Asia. Selain itu, para penyintas muda Indonesia telah terlibat aktif dalam berbagai kegiatan di bawah payung Strategi Pemuda OKI.

“Salah satu kegiatannya adalah Model OIC International Relations Academy Indonesia 2022 yang bertujuan untuk menghasilkan 14 Joint Youth Action Plan yang mengacu pada ICYSM ke-4 di Baku, Azerbaijan,” ujarnya.

Sementara itu, dalam dunia olahraga, katanya, atlet Indonesia selalu berpartisipasi dalam multi event Islamic Solidarity Games (ISG). Padahal, Indonesia pernah menjadi tempat penyelenggaraan ISG ke-3 di Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan. Dalam konteks ini, kami ingin mengusulkan agar Pencak Silat menjadi olahraga tambahan di ISG mendatang.

“Kini Indonesia memiliki Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) and Indeks Pengembangan Olahraga/ Sport Development Index sebagai landasan pengembangan olahraga yang menggabungkan konsep budaya, prestasi, dan pendekatan ekonomi,” tukasnya.

Kemudian, agar implementasi Strategi Pemuda OKI menjadi efektif dalam kerangka Ummah terbaik, kami ingin menyampaikan perlunya peningkatan kapasitas di antara sesama negara anggota OKI. Platform yang digunakan adalah pencapaian kinerja pengembangan pemuda.

“Hal ini harus didasarkan pada laporan dari Pusat Penelitian dan Pelatihan Statistik, Ekonomi dan Sosial untuk Negara-negara Islam (SESRIC). Negara-negara yang telah mencapai kinerja yang baik pada indikator tertentu harus membantu perkembangan pemuda di negara lain yang prestasinya masih di bawah rata-rata. Dalam konteks ini, kami mengusulkan konsep Indeks Pembangunan Pemuda OKI untuk dipertimbangkan lebih lanjut,” ungkapnya.

Turut hadir dalam rombongan delegasi Indonesia antara lain, Sekretaris Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora, Esa Sukmawijaya, Asisten Deputi Peningkatan IPTEK dan IMTAQ Pemuda, Amar Ahmad.

Berita Terkini