Bandung – Kinerja Walikota Bandung menjadi sorotan dan menimbulkan banyak pertanyaan dari berbagai kalangan, khususnya berbagai kalangan masyarakat yang dipimpinnya. Oded M. Danial dan Yana Mulyana sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota, dilantik pada 20 September 2018 untuk masa bakti 2018-2023, dan sekarang memasuki tahun ke-3 menjadi pemimpin atau pemangku kebijakan di Kota Bandung.
Hingga hampir ke-3 tahun memimpin Kota Bandung. Apa saja capaian-capaian yang sudah diraih Oded-Yana selama pemerintahan mereka? Program-program apa yang sudah mereka gulirkan untuk warga Kota Bandung?
Lalu, janji-janji kampanye mana saja yang belum mereka wujudkan selama ini? Bagaimana upaya Oded-Yana untuk merealisasikan seluruh janji kampanye mereka bagi warga Bandung?
“Saya bersama Kang Yana ingin membawa Kota Bandung menjadi semakin baik di segala sektor,” kalimat tersebut dilontarkan Mang Oded sapaan akrab Oded M Danial, sesaat setelah dilantik.
Namun, hingga saat ini, banyak kalangan yang menilai banyak kekurangan akan kinerja dan kurangnya prestasi selama memimpin di Kota Bandung. Hal ini dinilai dari banyaknya program yang tidak berjalan serta dianggap gagal.
Berdasarkan penilaian yang datang dari mayoritas masyarakat aktif di Kota Bandung. Kinerja duet Wali Kota Oded M Danial dan Wakil Wali Kota Yana Mulyana dianggap tidak banyak membawa perubahan berarti bagi Kota Bandung, bahkan berbagai program pembangunan serta mutasi-rotasi birokrasi, masih syarat dibumbui Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme (KKN).
Mayoritas masyarakat aktif tersebut menganggap bahwa kinerja Oded M Danial dan Yana Mulyana gagal menciptakan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab, sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien. Begitupun dengan pencegahan korupsi, baik secara politik maupun secara administratif.
Seluruh Ormas dan LSM se-Kota Bandung sempat berencana mengganjar Oded M Danial dengan Rapor Merah sebagai gambaran utuh pelampiasan kekecewaan masyarakat terhadap kepemimpinan Oded M Danial beberapa waktu lalu, (17/12/2020).
Pada waktu itu, Koordinator Forum Peduli Bandung Kandar Karnawan menjelaskan, pihaknya akan mengadakan rapat koordinasi terkait agenda dan rencana statemen evaluasi kinerja Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung Tahun Anggaran (TA) 2019-2020.
“Inti pembahasannya tentang rapor merah Wali Kota Bandung Oded M Danial,” ujar pria yang akrab disapa Kang Aan dikutip dari westjavatoday, Rabu (16/12/2020).
Kang Aan menyebut, rencananya penandatanganan dukungan pimpinan Ormas dan LSM se-Kota Bandung akan dilgelar pada hari Rabu tanggal 23 Desember 2020, bertempat di Gedung Indonesia Menggugat (GIM) Jalan Perintis Kemerdekaan.
Sebelumnya, juga akan digelar diskusi ringan akhir tahun yang akan membedah kepemimpinan Oded pada hari Sabtu (19/12/2020). Rencananya, acara tersebut akan dihadiri seluruh pimpinan Ormas, LSM dan OKP se-Kota Bandung.
“Selain diskusi juga akan ada penandatanganan komunikasi bersama tentang rapor merah kepemimpinan Wali kota Oded,” jelas Kang Aang yang juga Ketua Analisa dan Kajian LSM Monitoring Community tersebut.
Kata kang Aan, jenis korupsi yang dilakukan kepala daerah dapat dibagi dalam enam modus, pertama intervensi dalam kegiatan belanja daerah, mulai Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ), pengelolaan kas daerah, pelaksanaan hibah, bantuan sosial (Bansos), pengelolaan aset, dan penempatan anggaran pemerintah daerah (Pemda) di BUMD.
“Yang kedua yaitu intervensi dalam penerimaan daerah, mulai pajak daerah atau retribusi, pendapatan daerah dari pusat, serta kerja sama dengan pihak lain,” katanya.
“Ketiga dari sektor perizinan, mulai dari pemberian rekomendasi, penerbitan perizinan, dan pemerasan. Lalu yang keempat itu benturan kepentingan dalam proses PBJ, rotasi atau mutasi Aparatur Sipil Negara (ASN), dan perangkapan jabatan” tambahnya kemudian.
Ketika dimintai konfirmasi lebih lanjut, Kang Aan menekankan tentang penyalahgunaan wewenang, mulai dari pengangkatan dan penempatan jabatan orang dekat (nepotisme) sampai pemerasan saat adanya rotasi, mutasi, atau promosi Aparatur Sipil Negara (ASN).
“Apakah prosedurnya sudah sesuai aturan? jika tidak sesuai aturan, ya itu sudah masuk pelanggaran. Sekda Kota Bandung dilibatkan tidak ya ? ini layak dipertanyakan,” sindirnya.
Terakhir, Kang Aan mempertanyakan janji-janji saat kampanye pemilihan Wali Kota Oded. “Sudah berapa sih yang direalisasikan ? jika banyak yang belum dilunasi janjinya, maka tak segan akan kami segera layangkan rapor merah kepada DPRD dan Pemkot Bandung, bahkan jika perlu diadukan saja ke KPK,” tandasnya kepada media.
Walaupun di tahun pertama memimpin, Kota Bandung dan Pemkot Bandung telah menerima sebanyak 134 penghargaan di berbagai bidang.
Akan tetapi, hal itu banyak dibantah oleh masyarakat dan berbagai kalangan di Kota Bandung, karena masih banyak janji pada masa kampanyenya yang belum direalisasikan.
Penilaian kinerja yang kurang memuaskan dari kepemimpinan Walikota Oded M Danial, datang juga dari Pemerhati Komunikasi Politik Universitas Pasundan Bandung, Dr. Deden Ramdan, dan menilai kinerja Oded – Yana dalam masa kepemimpinan selama ini masih banyak yang harus dibenahi.
Deden menyebutkan ada tiga sektor yang tidak sesuai harapan masyarakat, yakni penanganan banjir, kemacetan, dan layanan kesehatan. Tiga sektor tersebut dinilai Deden sering mendapatkan pengaduan masyarakat. ” Selama dua tahun ini 3 persoalan ini segera diperbaiki, ” Tegas Wakil Rektor 3 Unpas.
“Ada tiga hal, pertama problem politik kita, mang Oded ini kelihatannya tersandera dalam persoalan politik yang tidak beres-beres. Karena saya lihat di level Mang Oded – Kang Yana sudah oke, tapi di level kadis dan bawahnya tidak efektif. Mereka cenderung nunggu bola,” kata dia saat on air di Radio PRFM News Channel, Minggu (20/9/2020).
Dan banyak lagi kalangan serta tokoh yang mengkritisi serta menilai akan kekurangan dari Mang Oded. Walaupun masih dengan kondisi Pandemi Covid-19, namun hal itu bukan untuk jadi alasan atau hambatan mengenai kinerja Walikota beserta seluruh jajarannya dan perkembangan Kota Bandung. Karena, masyarakat Bandung butuh bukti, selain itu, banyak kebutuhan warga Kota Bandung yang tidak bisa ditunda-tunda.
Masyarakat merasa berbagai kekurang dan kemunduran selama kepemimpinannya. Sehingga mereka berharap agar Walikota dan Wakilnya lebih giat lagi dan banyak melakukan evaluasi terhadap kinerja pada seluruh bawahannya. Juga diharapkan agar programnya lebih mengena, tepat sasaran serta banyak dirasakan secara langsung manfaatnya oleh masyarakat Kota Bandung. **Agus Jaya Sudrajat**