TJI – Sangat memprihatinkan, lebih dari 5.000 penduduk Brazil telah kehilangan nyawa mereka akibat terinfeksi pandemi virus corona baru (COVID-19).
Negara Brazil mencatatkan rekor korban jiwa tertinggi per harinya, yaitu 474 kematian. Rabu, (29 April 2020).
Dikutip dari laman The Guardian, Presiden Brazil, Jair Bolsonaro justru memberikan pernyataan kontroversial mengenai rekor angka kematian dari banyak rakyatnya.
“Terus kenapa? maafkan saya. Apa yang Anda ingin saya lakukan?” ujar Bolsonaro ketika ditanyai oleh wartawan media Brazil.
Sudah barang tentu, pernyataan dari Bolsonaro yang seakan meremehkan pandemi COVID-19 tersebut akhirnya memicu kemarahan masyarakat rakyatnya.
Menurut surat kabar Brazil, Estadi de Minas memuat penyataan tersebut di halaman paling depan di samping jumlah korban yang meninggal dunia akibat pandemi COVID-19.
Disisi lain, salah seorang Politikus Brazil, Yaitu Marcelo Freixo menanggapi pernyataan Bolsonaro melalui akun Twitter pribadinya @MarceloFreixo. Rabu, (29 April 2020).
Marcelo menyatakan, bahwa Bolsonaro merupakan sosok presiden yang buruk untuk negaranya.
Selanjutnya, Marcelo juga menyebut bahwa sang presiden adalah manusia yang tidak beradab.
“Bolsonaro bukan hanya politikus yang buruk dan presiden yang buruk, ia juga manusia yang tidak beradab,” tulis Marcelo dalam akun Twitter pribadinya.
Tak hanya itu, kritik juga diberikan oleh seorang jurnalis ternama Brazil, Mariliz Pereira Jorge, yang ditulis melalui akun Twitter pribadinya @marilizpj. Rabu, (29 April 2020).
Mariliz menuliskan, seorang pemimpin tidak bisa hanya memberikan jawaban ‘terus kenapa?’ saat ditanyai soal kematian akibat COVID-19 di negaranya.
“Itu adalah cemoohan. Itu adalah penghinaan. Itu tidak bisa diterima. Seorang presiden tidak bisa menjawab ‘terus kenapa?’ ketika ditanya tentang 5.000 kematian di negara yang dipimpinnya,” tulis Mariliz dalam akun Twitternya.
Mariliz menegaskan, masyarakat Brazil yang terinfeksi COVID-19 merupakan salah satu tanggung jawab Bolsonaro.
“Kamu (Bolsonaro) yang memilih apakah ingin menjadi presiden, silakan saja untuk pergi jika kamu tidak memiliki kompetensi apalagi empati. Itu tanggung jawabmu!” lanjutnya.
Namun anak dari sang presiden, Carlos Bolsonaro membela pernyataan yang diberikan oleh ayahnya tersebut.
Carlos mengklaim bahwa pernyataan ayahnya sengaja didistorsi oleh para jurnalis liberal yang berusaha menghacurkan reputasi Bolsonaro.
Menurut sumber dari pemerintahan Brazil, Menteri Kehakiman, Sergio Moro telah mengundurkan diri dari jajaran kabinet Bolsonaro. Pengunduran diri tersebut disebabkan oleh sikap Bolsonaro yang menganggap remeh pandemi COVID-19 di negaranya.
Sementara itu, Brazil sendiri telah mengonfirmasi sebanyak 79.685 penduduknya yang terinfeksi COVID-19. Dari total 79.685 tersebut, 5.513 di antaranya meninggal dunia dan 34.132 lainnya sudah dinyatakan sembuh dari pandemi. **TJI**