Kabupaten Sumedang, BKP – Miris terhadap kehidupan Yadi Suryadi, (43),warga RT 06 RW 08 Lingkungan Darangdan, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Sumedang, yang selalu terancam kehidupan keluarganya ketika hujan lebat.
Pasalnya, akibat hujan lebat tersebut air Sungai Cipeles dipastikan meluap dan menyebabkan banjir yang dapat merendam kediamannya.
“Saya sudah mengalami banjir dua kali, yang pertama pada tahun 2016, Banjir yang pertama itu sangat luar biasa. Air sungai Cipeles sampai naik ukuran dirumah saya saja sampai 3 meter kalau disambungkan ketinggiannya dengan air sungai Cipeles mungkin 8 meteran. Karena posisi rumah saya ada di atas sungai Cipeles,” kata Yadi kepada awak media, Sabtu, (28 Mei 2022) di kediamannya.
Pada tahun 2016 itu, kata Yadi. Air sungai Cipeles menghantam pertama kali ke rumahnya, lalu ke warga yang di belakang rumahnya tersebut. Sehingga jumlah korban banjir mencapai puluhan rumah.
“Reaksi warga kala itu, hanya bisa pasrah dan membereskan sisa sisa barang yang masih layak di gunakan kembali, karena sebagian terbawa arus air. Kalau dihitung waktu itu kerugian materi kurang lebih 25 jutaan. Semua alat elektronik hancur, kasur, lemari dan yang lainnya tidak bisa lagi dipakai,” tuturnya.
Warga Minta Dibangun TPT
Dia menambahkan, ada juga bantuan dari para dermawan dan Dinas Sosial berupa pakaian bekas, alat dapur, dan sembako. Berikut seperti biasa rombongan tebar pesona baik dari kelurahan Kota Kulon dan pejabat yang lainnya menyempatkan waktu untuk melihat sekaligus katanya kunjungan kerja sebatas bentuk perhatian.
“Waktu kejadian banjir pertama, warga dan khususnya saya yang paling dekat karena berbatasan langsung dengan sungai Cipeles meminta untuk dibangun segera Tembok Penghalang Tebing (TPT). Katanya sih akan di buatkan segera waktu itu. Maka ada tindak lanjutnya beberapakali dari pihak kelurahan dan instansi yang berkaitan mengukur ke lokasi,” ujarnya.
Dikatakan Yadi, informasinya sudah diukur, sudah diajukan, bahkan sampai beberapa kali terus berulang. Hingga kejadian banjir yang ke dua kalinya pada bulan Ramdan 2022 kemarin, tinggal seminggu lagi ke hari lebaran. Hujan lebat, air sungai Cipeles naik kembali dan banjir pun yang ke dua kalinya terjadi lagi.
“Seminggu mau ke hari lebaran, saya sekeluarga malah membersihkan rumah dengan lumpur yang luar biasa. Baju lebaran anak anak yang sudah disiapkan habis semua terendam banjir, berikut kasur, tv, lemari, Karpet, ikut terendam. Dan terulang kembali, rombongan tebar pesona kembali kunjungan lagi, ukur lagi dan nanti akan di ajukan untuk membangun TPT,” ucapnya.
Kata-kata Menghibur
Sudah 5 tahun lebih, sambung Yadi, banjir yang kedua kalinya terjadi lagi kemarin, tanpa ada solusi dan sikap yang jelas dari Pemerintah Kabupaten Sumedang. Hanya dengan kata kata menghibur warga, dan seperti biasa membawa bantuan kembali, baju bekas, nasi boks karpet dan lain lain.
“Saya bersama warga yang pernah terkena banjir, bukan mau menolak atas pemberian bantuannya, tapi kami meminta, kapan akan dibangun TPT?, sudah 5 tahun lebih masih saja ukur ukuran aju ajuan. Ini kan titik masalahnya dari TPT yang belum dibangun. Maka saya heran, ko sulit yah ke lingkungan Darangdan ini. Beda dengan di lingkungan Gending yang saya lihat TPT nya sudah bagus dan rumah warganya pun cukup jauh dari sungai Cipeles,” jelas Yadi.
Yadi menegaskan, sekali lagi, kapan dibangun TPT untuk warga Lingkungan Darangdan ini. Mau sampai kapan warga dihantui rasa kawatir ketika hujan lebat dan air sungai Cipeles meluap, belum lagi ancaman longsor nya.
“Kami hanya ingin tenang dan aman, segera lah bangun TPT untuk kami. Bukan bantuan sosial yang ketika musibah datang dibagikan, tapi kami hanya minta TPT. Jangan terus kami diberikan PHP (Pemberi Harapan Palsu) kami butuh kepastian bukan seremonial setiap musibah kunjungan dan bantuan diberikan, bukan seperti itu, tapi berikan solusi dan segera realisasikan,” kata Yadi menandaskan. ***