PANDEGLANG,TJI – Demi menimba ilmu, Bintang bocah umur enam tahun yang tinggal di kampung Cipanon, desa Tanjung Jaya, kecamatan Panimbang, harus melewati pagar kawat berduri yang mengelilingi rumahnya.
Bocah kelas 1 SD ini kerap kali mengeluh kepada kedua orangtuanya terkait pagar kawat berduri yang mengelilingi rumahnya. Namun apa daya kedua orangtua Bintang hanya bisa pasrah.
Dikatakan, Etin Pitriah orangtua Bintang, anaknya kadang terluka, baju yang dikenakan anaknya juga ikut robek akibat tersangkut pagar kawat berduri itu.
” Saya kasian kepada anak saya, setiap berangkat sekolah harus melewati pagar kawat berduri dan suka tergores kakinya disaat melewati pagar, kami pun sekeluarga sangat sulit untuk beraktifitas diluar rumah,”ujarnya.
Mengetahui hal itu, Makmur Napitupulu sebagai Litbang DPP GWI mengutuk keras apa yang dilakukan oleh pihak yang mengklaim pemilik tanah tersebut.
” Silahkan aja proses hukum lanjut, tetapi jangan sampai mengorbankan anak bangsa, terkutuk manusia yang mengorbankan nasib anak bangsa seperti itu,”ujar Makmur.
” Silahkan aja proses sengketa tanah berjalan. Namun jangan bunuh nasib anak bangsa dalam menimba ilmu,”tambah Makmur.