Banda Aceh, Nesw Analisa – Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh Taqwallah, mengapresiasi semangat perubahan para tenaga medis di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA), dalam rangka revitalisasi pelayanan dan penanganan pasien.
Hal itu ia sampaikan saat memantau langsung pelaksanaan simulasi pelayanan dan penanganan pasien di rumah sakit daerah tersebut, Minggu (23/5/2021).
Dalam pemantauan tersebut, Sekda meninjau langsung beberapa instalasi pelayanan kesehatan mulai dari Instalasi Gawat Darurat (IGD), Laboratorium Transfusi Darah, Instalasi Radiologi, dan Pusat Pelayanan Poliklinik Spesialis. “Alhamdulillah saya sangat gembira melihat semangat awal teman-teman sejawat khususnya dokter ahli, mudah-mudahan semangat ini bisa terus di tingkatkan,” kata Sekda usai memantau simulasi.
Ia mengaku, untuk mengubah sebuah kebiasaan bukanlah perkara mudah, namun kata Sekda dengan komitmen bersama melalui uji coba tersebut, revitalisasi pelayanan RSUDZA dapat diwujudkan. “Sudah ada peningkatan, tapi hasil tidak bisa instan kita peroleh, karena ini urusannya menangani penyakit tidak standar seperti kita ikut acara parade tamu yang sudah jelas urutannya,” ujar Sekda.
Maka itu, Sekda berharap dengan dilakukannya uji coba tersebut, segala kendala bisa dideteksi dan diselesaikan dengan baik. “Ini harus kita pantau selama 24 jam, besok baru akan ada hasil. Nanti kita evaluasi yang mana bisa dan yang tidak bisa kita toleransi,” pungkasnya.
Sementara itu, Direktur RSUDZA, dr Isra Firmansyah SpA mengatakan simulasi tersebut merupakan tindak lanjut dari komitmen bersama dalam rangka revitalisasi pelayanan dan penanganan pasien di RSUDZA yang sudah dimulai sejak 9 Mei lalu.
Simulasi atau drill tersebut, kata Isra, dilakukan untuk menguji kecepatan waktu respon pelayanan baik oleh dokter ataupun petugas agar tidak terjadi lagi penumpukan pasien atau antrean panjang untuk memperoleh pelayanan kesehatan. “Jadi saat penerimaan pasien masuk baik IGD dan Poliklinik kita hitung timer responnya dari dokter dan petugas pelayanan. Lalu untuk pasien IGD juga dilihat berapa lama penilaian pasien perawatan di IGD, untuk kemudian mendapatkan tindakan lanjutan,” ujarnya.
Kemudian pada pemeriksaan penunjang, ujar Isra, seperti laboratorium dan radiologi juga dilakukan hal yang serupa, yaitu menghitung seberapa waktu yang dibutuhkan dalam proses pelayanan sesuai dengan standar pelayanan minimal.
“Jadi ada beberapa titik yang kita lakukan pengujian kecepatan responnya, pertama kamar operasi, kemudian ruang rawat inap lalu poliklinik,” katanya.
Simulasi itu, tidak menggunakan probandus atau orang yang berpura-pura menjadi pasien melainkan langsung kepada kasus yang dihadapi, artinya menghitung kecepatan respon itu dilakukan secara langsung.
Kegiatan itu akan berlangsung selama 1 minggu ke depan, lalu akan dilanjutkan dengan evaluasi dan monitoring untuk kemudian menjadi bahan perbaikan guna menyukseskan revitalisasi pelayanan dan penanganan pasien di RSUDZA.
Dalam kunjungan itu, turut mendampingi Sekda, Direktur dan para Wakil Direktur RSUDZA. Kunjungan itu dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, memakai masker dan menjaga jarak.(*)