BOGOR, BKP – Pembangunan Proyek Drainase di Kampung Siliwangi RT 11 RW O3 dikeluhkan warga dan pengguna jalan, pasalnya pembangunan tersebut tidak ada sosialisasi terhadap masyarakat sekitar serta pemilih rumah yang berdekatan dengan proyek tersebut dikarenakan proyek tersebut menggunakan Excavator.
Menurut sumber dari beberapa warga setempat ketika dijumpai awak media mengatakan, “Bahwa pada prinsipnya masyarakat mendukung sepenuhnya program pembangunan yang dilakukan pemerintah, namun sebelumnya tidak pernah ada sosialisasi kepada masyarakat.” Ungkap beberapa warga yang enggan disebut namanya.
“Kalau ada sosialisasi dari awal, masyarakat tidak akan mempermasalahkan proyek drainase tersebut, akan tetapi pada saat saya pulang kerja dari kantor pada malam hari, tidak bisa masuk mobil, bahkan ketika waktu subuh juga ketika saya mau berangkat kerja pagi juga sama, tidak ada akses bagi warga melintasi jalan tersebut. Loh kok bisa seperti itu? tanpa ada pemberitahuan ke warga setempat terlebih dahulu” Ucap salah satu warga setempat.
Masih kata warga, “Pemasangan yudit juga diduga kurang rapih. Pasalnya pemasangan nya tidak masuk kuncian, harusnya rapat dari sambungan ke sambungan yang lainnya. Tapi ketika di lihat, sambungannya tidak ada yang benar dan malah pada renggang. Ini perlu pantauan dan kajian orang dinas, karena ini proyek DPUPR proyek negara hasil pajak, dari rakyat.” Ucap warga.
Tika sebagai Kasi drainase DPUR, saat dimintai tanggapan melalui pesan Whatsapp, tidak memberi jawaban. Godeg, selaku pelaksana lapangan, saat dikonfirmasi lewat pesan Whatsapp, tidak memberi jawaban, dan hanya dibaca saja.
Adi sucipto selaku Sekertaris Desa, ketika dimintai tanggapan terkait proyek yang dikeluhkan warga tersebut, mengatakan, “Pihak desa sudah memberikan himbauan secara lisan, belum berupa tulisan kepada pihak pelaksana terkait proyek ini. Dan pekerjaan yang harus diutamakan adalah sebagian jalan yang menjadi jalur utama bagi warga, agar secepatnya terlebih dahulu dibereskan, supaya aktivitas masyarakat tidak terganggu.” Pungkas Adi Sekdes Cigombong.