TJI – Penderita penyakit lambung Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) perlu memperhatikan jam tidur dan makannya. Penderita GERD disarankan tidur paling cepat dua jam setelah makan karena jarak yang dekat bisa membuat asam lambung naik.
“Jadi kalau misalnya makan jam delapan malam, maka secepat-cepatnya tidur pukul 10 malam, karena kita bicara gravitasi kan,” kata dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastrologi, Ari Fahrial Syam dalam live Instagram @dokterari beberapa waktu lalu.
Bila seseorang makan usai tidur, apalagi tidak menggunakan bantal maupun satu bantal pendek, itu akan membuat makanan yang ada di lambung berbalik arah ke kerongkongan.
“Apabila saat makan mengonsumsi makanan berlemak, butuh waktu lebih lebih dari dua jam untuk bisa tidur di kasur datar. Bila langsung tidur usai makan berlemak keluhan GERD bisa muncul. Bila disertai makan pedas dan asam, itu akan memperparah keadaan,” kata Ari.
Pria yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini pun menyarankan agar orang dengan riwayat GERD membatasi asupan lemak di hari-hari saat Lebaran maupun pasca-Lebaran seperti saat ini. Batasi juga konsumsi jeroan maupun seafood serta lemak yang terkandung dalam camilan yang ada di kue-kue lebaran mengandung cokelat maupun keju.
GERD adalah kondisi ketika asam lambung naik ke atas (kerongkongan). Pada saat kondisi GERD, biasanya pasien mengalami rasa panas terbakar. Kondisi itu disebabkan asam lambung naik ke atas. Dada juga seakan terbakar. Pada beberapa pasien GERD, gejala mulut pahit dapat dialami.
“Kalau berlanjut terus, bisa saja giginya sampai ngilu-ngilu gitu. Telinga dan tenggorokan juga nyeri. Bahkan suara juga serak dan jadi batuk-batuk,” Terang Ari pada kesempatan yang berbeda. **Yadi C**