Bandung,TJI – Museum Sri Baduga menggelar Pameran Tematik “Seni Tradisional Anyaman Jawa Barat”. Bertema “Menggali Kearifan Lokal melalui Anyaman sebagai Kekayaan Budaya dalam Menciptakan Keserasian Alam”, pameran tersebut digelar daring dan berlangsung pada 24 hingga 26 November 2021.
Anggota Tim Materi Pameran Sri Baduga, Wanti Windari menjelaskan, tujuan pameran tersebut untuk mengenalkan kepada masyarakat tentang sejarah dan perkembangan seni anyaman di Jawa Barat. “Kita mengajak masyarakat agar lebih mengetahui tentang seni anyaman, apalagi anak muda,” ujar Wanti saat ditemui di Museum Sri Baduga, Jln. BKR No.185, Kota Bandung, Rabu (24/11/2021).
Selain itu, pihaknya juga ingin mengedukasi bahwa anyaman yang dibuat memiliki kegunaan masing-masing. “Ada yang jadi tempat menyimpan makanan, alat perdagangan, dan banyak lagi. Nah, fungsi anyaman itulah yang ingin coba kita angkat,” tuturnya.
Terlebih, lanjut Wanti, kesenian anyaman dibuat dengan bahan baku beragam. “Ada yang dari bambu, rotan, lidi, daung gebang hingga daun ecek gondok,” terangnya.
Kesenian anyaman, tambahnya, termasuk dalam jenis etnografi yang menjadi satu dari sepuluh klasifikasi koleksi di Museum Sri Baduga. Usia benda yang dikoleksi pun beragam. Selain itu, pada koleksi seni anyaman, sebagian besar sumber koleksinya penah digunakan untuk kebutuhan aktivitas masyarakat. “Kita dapat (koleksi) setelah digunakan. Contohnya kayak wadah oncom ini, kita beli dari penjual oncom dulu,” ungkapnya.
Ia pun berharap, masyarakat, khususnya pelajar dan pemuda terdorong mempelajari kesenian yang tertulis pada naskah kuno “Siksakandang Karesian” ini. “Mari belajar tentang sejarah, perkembangan, motif, dan filosofi anyaman. Silakan berkunjung ke Museum Sri Baduga dan kunjungi secara virtual.