Perum Bulog Cabang Bandung Gencar Jaga Stabilisasi Harga Pangan Jelang Nataru 2024/2025

BANDUNG, Buletin Kompas pagi.id ,-

Menghadapi akhir tahun, khususnya perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), Perum Bulog Cabang Bandung gencar melakukan berbagai upaya untuk menjaga stabilitas harga pangan, terutama di wilayah Bandung Raya.

Pemimpin Cabang Forum Bulog Cabang Bandung, Imam Firdaus Jamal, mengungkapkan, pihaknya memiliki cadangan beras medium CBP (cadangan beras pemerintah) sebanyak 7.585 ton dan beras komersial premium sebanyak 165 ton. Selain itu, tersedia pula gula pasir sebanyak 31 ton, tepung terigu 11 ton, minyak goreng 86.112 liter, dan tepung beras 7 ton.

“Posisi stok pangan kita aman, khususnya untuk komoditas beras medium yang disalurkan sesuai penugasan pemerintah,” ujar Imam pada Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Bandung di Mercure Hotel, Senin (11/11/2024).

Untuk memastikan distribusi pangan berjalan lancar, Bulog berencana menyalurkan bantuan pangan tahap ketiga pada Desember mendatang.

Bantuan pangan ini merupakan bagian dari program untuk menjaga stabilitas harga dan mengendalikan inflasi di wilayah Bandung Raya dan sekitarnya.

Imam menyampaikan, bantuan pangan ini akan didistribusikan di Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Bandung Barat, dan Kabupaten Sumedang.

“Penyaluran bantuan ini dilakukan secara bertahap, dan Desember mendatang akan menjadi tahap ketiga. Setiap bulannya, kami menyalurkan sekitar 1.100 ton beras kepada masyarakat yang membutuhkan. Kami berharap langkah ini dapat membantu mengurangi gejolak harga beras, khususnya di wilayah yang kami layani,” ujar Imam.

Selain bantuan pangan, Bulog Bandung juga menggelar operasi pasar bersubsidi bekerja sama dengan Dinas Perdagangan. Operasi ini dilakukan untuk mengendalikan harga beberapa komoditas seperti beras, minyak goreng, dan gula pasir menjelang Nataru.

Pada operasi pasar bersubsidi, Bulog menyediakan beras dengan kualitas premium serta gula pasir dengan harga di bawah harga pasar.

“Kini pemerintah juga hadir di ritel modern agar masyarakat dapat mengakses beras CBP di berbagai tempat,” ungkapnya.

Imam menjelaskan bahwa ketersediaan stok pangan, khususnya beras, selalu dipantau secara ketat. Dalam menjaga kestabilan pasokan, Bulog siap melakukan pergeseran stok dari gudang lain jika terjadi lonjakan permintaan atau ada indikasi kenaikan harga.

“Kami berupaya menjaga kecukupan stok untuk komoditas-komoditas utama. Apabila dibutuhkan, kami akan segera meminta pengisian ulang stok dari kantor pusat ke gudang wilayah kerja kami,” paparnya.

Sebagai anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), Bulog Cabang Bandung juga terlibat dalam berbagai upaya pengendalian inflasi di wilayah Jawa Barat.

Imam mengaku, Bulog terus melakukan komunikasi intensif dengan TPID dan instansi terkait lainnya agar memperoleh informasi terkini mengenai kebutuhan dan kondisi pasar.

“Pada Oktober lalu, meski harga pangan sempat mengalami kenaikan di sejumlah wilayah, beras bukan menjadi komoditas penyumbang inflasi di Bandung, karena ketersediaan beras lokal cukup aman,” jelas Imam.

Mengenai upaya stabilisasi harga, Bulog secara aktif memonitor tren harga pasar dan menyiapkan cadangan stok tambahan apabila diperlukan. Selain itu, Bulog turut mendukung program optimasi SPHP (Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan) serta koordinasi dengan dinas-dinas terkait seperti Dinas Ketahanan Pangan.“Dengan ketersediaan stok yang mencukupi dan upaya stabilisasi yang optimal, kami berharap harga pangan dapat terkendali menjelang akhir tahun,” pungkasnya.

Red *E.S*

Berita Terkini