
Bandung – Wabah virus corona (Covid-19) kembali meningkat di Kota Paris, Prancis, membuat negara tersebut “siaga maksimum” pada Senin (5/10/2020).
Sebagaimana dilaporkan France 24, kegiatan bar, pub, dan kafe di Paris akan ditutup pada Selasa (6/10/2020), dengan restoran diizinkan tetap dibuka dengan “dengan tindakan yang diperkuat”, sebagai bagian dari paket pembatasan baru yang dirancang menghentikan penyebaran virus.
Tindakan khusus akan ditetapkan oleh Walikota Paris Anne Hidalgo pada Senin pukul 11.30 waktu setempat dan akan mulai berlaku pada Selasa. Tindakan tersebut diperkirakan akan berlangsung selama 15 hari. Ruang belajar universitas juga tidak boleh lebih dari setengah penuh.
Menteri Tenaga Kerja Elisabeth Borne mengimbau agar masyarakat yang tinggal di daerah yang terkena dampak untuk bekerja dari rumah jika memungkinkan.
Paris telah ditempatkan dalam kewaspadaan maksimum karena kenaikan angka positif Covid-19 yang melebihi 250 infeksi per 100.000 di antara masyarakat umum.
Peringatan maksimum juga dipicu ketika dua kriteria lain terpenuhi, yakni ketika kasus positif melebihi 100 kasus per 100.000 orang untuk warga di atas 65 tahun, dan saat 30% tempat tidur di unit perawatan intensif disediakan untuk pasien Covid-19.
Selain Paris, kota terbesar kedua di Prancis, Marseille, Aix-en-Provence, dan sekitarnya, serta wilayah seberang laut Guadaloupe, juga telah ditempatkan di bawah protokol siaga maksimum dalam dua minggu terakhir.
Aurelien Rousseau, kepala badan kesehatan regional Paris yang akan menjadi salah satu pejabat yang mengumumkan langkah pembatasan, mengatakan bahwa sia-sia untuk mengabaikan keseriusan situasi saat ini.
“Saya tidak melihat alasan untuk penyangkalan. Angka-angka itu ada di sana, sangat berat,”cuit Rousseau pada Minggu (4/10/2020).
Dalam komentar yang dilaporkan Minggu, Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin mengatakan penutupan bar, kafe, dan pub akan sedikit sulit bagi publik.
“Kami orang Prancis, kami suka minum, makan, hidup, tersenyum, dan saling mencium. Tapi kami juga melakukan ini karena orang-orang menginginkan kami,” katanya kepada penyiar LCI dan Europe 1.
Prancis melaporkan hampir 17.000 kasus baru pada Sabtu dan 12.565 infeksi yang dikonfirmasi pada Minggu, menurut data kesehatan masyarakat resmi. Sehingga kini jumlah total kasus menjadi 629.509, menurut data Universitas Johns Hopkins.