Rawan Kecelakaan Jalur Bandung- Cirebon! Jalan Rusak, Minim PJU dan Kurang Pemeliharaan.

Bandung – Pemerintah Provinsi Jawa Barat belum berupaya melakukan langkah nyata, terkait kondisi rambu lalulintas di perlintasan jalur Bandung – Cirebon. Karena sepanjang jalur itu minim penerangan jalan umum (PJU), dan petunjuk arah. Selain itu lampu yang ada kurang pemeliharaan dan masih banyak yang padam.

Pasalnya, dengan kondisi jalan yang gelap mengakibatkan angka kecelakaan meningkat karena kondisinya banyak belokan dan jurang berbahaya.

Hal ini banyak dikeluhkan oleh masyarakat yang sering berkendara melalui jalur tersebut. Bukan itu saja, banyaknya jalan yang berlubang dan bergelombang mengakibatkan pengendara kesulitan dan harus ekstra hati-hati melalui jalur tersebut.

Vikri salah satu pengendara yang hampir setiap minggu pulang dari Bandung ke Kabupaten Cirebon menuturkan, bahwa dirinya sering pulang malam hari, dan sering was-was jika sudah mulai melewati Jatinangor- Tanjungsari, kemudian dari Tanjungsari menuju Kadipaten.

“Karena dijalur itu selain banyak belokan tajam, saya sering kesulitan karena jalanan banyak yang gelap, lampunya kurang terang dan banyak yang mati, tambah lagi banyak jalan yang berlubang dan banyak jalan yang kaya ombak”, tuturnya.

Vikri yang bekerja sebagai karyawan disalah satu perusahaan di Bandung, beberapa kali melihat pengendara terjatuh, apalagi disaat hujan tiba, banyak yang terpeleset dan lubang yang ada tidak terlihat karena genangan air dan tidak adanya cahaya lampu penerangan dibanyak titik sepanjang jalan tersebut.

“Saya beberapa kali melihat penegendara motor yang terjatuh, karena jelas jalanan gelap, kalau hujan lebih parah dan makin gelap. Lubang makin gak kelihatan, kondisi jalan berombak membuat jalan makin licin. Ada banyak lampu jalan yang mati juga”

Selain Vikri, adapula Didin, salah seorang supir truk yang sering lalu lalang kejalur itu mengeluh dan merasa kesal dengan kondisi jalan yang gelap, banyak yang berlubang dan bergelombang itu.

“Saya kan supir truk, jadi hampir tiap hari melalu jalur Jatinangor menuju Cirebon untuk mengantar barang, dan seringnya malam hari. Saya kesal dengan kondisi jalan kaya gitu”, ujar Didin.

Didin beberapa kali melihat teman se-profesinya mengalami patah As truknya, karena jelas jalannya menyulitkan untuk dilalui dan gelap. Selain itu, Didin pernah beberapa kali melihat pengendara yang mengalami kecelakaan.

“Ya sudah jelas kondisi jalan kaya gitu akan menimbulkan truk patah AS nya, juga akan menimbulkan kecelakaan. Kan kalau ada kecelakaan atau truk patah AS atau muatannya tumpah, selain memakan korban jiwa, jalan pun jadi macet. Akhirnya saya beberapa kali mengalami keterlambatan pengiriman”, tegasnya.

Banyak lagi keluhan dari masyarakat mengenai kondisi jalan tersebut. Bahkan, ada beberapa orang yang merasa heran dan bertanya akan kinerja dari Dinas terkait yang diamanahkan dan dipercaya untuk mengelola dan memelihara jalan beserta penerangannya, yaitu Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (PU) Provinsi Jawabarat.

Robi (41), salah satu aktifis dan pengamat jalan menilai bahwa dinas-dinas pengelola jalan dan penerangan jalan umum provinsi Jawabarat tidak amanah dan lalai dalam melakukan tugasnya.

“Seharusnya dinas-dinas tersebut memaksimalkan kinerja dan meningkatkan kualitas hasil kerjanya, jangan sampai ada asumsi dari masyarakat bahwa pihak dinas lalai dan disinyalir memanfaatkan anggaran untuk kepentingannya masing-masing”, ungkap Ro.

Robi pun berharap agar Pemprov Jabar dan Dinas terkait cepat tanggap dan sigap untuk memperbaiki jalan yang rusak, menambah penerangan jalan dan memperbaiki lampu-lampu yang padam, serta transfaran dalam pengelolaan anggarannya.

“Pemprov Jabar dan Dinas terkait Jangan kecewakan masyarakat, kalau ada jalan rusak harus secepatnya diperbaiki, lampu yang padam segera dibenahi, dan perlu ditambah penerangannya agar lebih terang karena jalur itu rawan kecelakaan, jangan sampai nunggu masyarakat banyak korban”, kata Robi.

Selain itu, Robi berharap agar pembangunan dan perbaikan jalan semaksimal mungkin, jangan ada permainan dalam lelang projek serta pihak yang mengerjakannya jangan sampai mengurangi Speck atau bahannya, sehingga akan menimbulkan jalan dan penerangan jalan mudah berlubang atau cepat rusak kembali.

“Masyarakat sangat berharap kejujuran dari para pemangku amanah yang berkaitan dengan jalan ini. Mulai dari lelang projeknya harus sebenar-benarnya atau sesuai aturan, pengerjaannya harus bagus jangan dikurangi apapun, dan pemeliharaannya pun harus tepat dan sebaik-baiknya, agar masyarakat ataupun pengendara merasa nyaman serta merasa puas walaupun harus ta’at bayar pajak”, ujarnya.

Menurut Robi, banyak masyarakat sekarang yang sudah mengetahui dan mengerti, mereka banyak yang faham mengapa jalan cepat rusak dan banyak lampu yang padam?

“Masyarakat juga sudah banyak mengetahui dan faham, jalan belum lama diperbaiki lalu gak lama rusak lagi, lampu jalan banyak yang mati. Mereka pasti bertanya, kenapa dengan pembangunan jalan dan lampu jalan tersebut?, berapa besar dananya? berapa dan kemana sebagian dana pemeliharaannya?” pungkas Robi. **TJI**

.

Berita Terkini