Bandung – Hingga saat ini, ada 5 wilayah daerah di Jawa Barat yang masih masuk ke dalam zona merah atau wilayah dengan risiko tinggi penyebaran Covid-19. Kelima daerah tersebut adalah Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten Bekasi, Kota Cirebon, dan Kabupaten Cirebon.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan (GTPP) Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, pihaknya tengah melakukan pengetatan aktivitas dan pengetesan masif di lima kabupaten dan kota tersebut. “Minggu ini ada perubahan status, yang zona merah adalah Kota Bogor, Kabupaten Bekasi, Kota Depok, Kota dan Kabupaten Cirebon,” ucap Emil, sapaan akrabnya, di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (28/9).
Secara keseluruhan, lanjut Emil, angka reproduksi Covid-19 di Jabar sebagai salah satu standar membaca epidemologi, masih di kisaran 1,04. “Kita masih di kisaran 1,04 menandakan tingkat kecepatan penularan masih relatif terkendali,” ungkapnya,
“Tes PCR di Jabar secara akumulatif itu kedua terbanyak, jumlahnya 383 ribu. Tapi kalau mingguan kita mengalami penurunan yang tadinya kita sudah bisa mencapai 50 ribu tes PCR, per minggu ini menurun karena jumlah persediaan PCR kita sedang menurun,” katanya. “Minggu ini tinggal 5 ribu lagi, sehingga sesuai prosedur kita mintakan ke pusat akan turun 250 ribu lagi PCR. Di mana 50 ribunya kita kelola, 200 ribunya akan digunakan metoda baru yaitu mengajak pihak swasta,” tambahnya.
Selain itu, Kang Emil Sapaanya mengapresiasi 7 daerah yang sudah melaksanakan tes PCR dengan standar WHO. Yaitu Kota Bandung, Cimahi, Sukabumi, Banjar, Bekasi, Bogor, dan Cirebon.
“Saya apresiasi tujuh daerah yang pengetesan PCR-nya sudah melewati batas 1 persen dari jumlah penduduk menurut standar WHO. Jadi kita sedang melakukan upaya agar 20 kabupaten/kota lainnya yang belum memenuhi target satu persen dari jumlah penduduk untuk meningkatkan kapasitas tes,” tandasnya.