Prihatin! Sejak Berdiri, SD Kanaan di Kabupaten Bandung Belum Terpasang Listrik dan Sarana Air Bersih

Kabupaten Bandung, BKP – Sejak berdiri pada tahun 1980 di lokasi perkebunan teh Nagara Kanaan berdampingan dengan PTPN. Atau di Perkebunan Teh Nusantara Sinumbra, Desa Indragiri, Kecamatan Rancabali, berjarak kurang lebih 1 kilometer dengan pemukiman karyawan perkebunan. Hingga kini, SDN Kanaan belum terpasang listrik dan sarana air bersih.

“Ya, sampai tahun 2022 ini, sekolah SDN Kanaan belum ada listrik dan sarana air bersih, meski gedung sekolah sudah bagus kondisinya. Karena mendapatkan bantuan rehab dari Kementerian PUPR pada tahun 2019″. Kata Yadi Mulyadi (42) salah seorang guru honorer yang telah mengajar sejak tahun 2000 kepada wartawan. Minggu, (26 Juni 2022).

Jumlah siswa di SDN Kanaan ini, kata Yadi, kurang lebih 100 siswa dimana orang tuanya yang karyawan Perkebunan Sinumbra.

“Meski listrik dari dulu tidak ada di sekolah kami, dan guru pengajar seluruhnya dari tenaga honorer. Tapi siswa siswi SDN Kanaan memiliki segudang prestasi. Diantaranya kejuaraan O2SN juara dua tingkat provinsi, Pentas PAI tingkat kabupaten juara 1 tingkat provinsi 3, Olimpiade Matematika IPA (MIPA) juara tiga tingkat kabupaten, atletik Lompat Jauh, Lempar Turbo, Lompat Katak tingkat kabupaten juara satu,” tutur Yadi.

Akses Jalan ke SDN Kanaan Hanya Dilalui Kendaraan Roda Dua

Sementara untuk akses jalan ke SDN kanaan sendiri, sambung Yadi. Hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua, dengan situasi jalan berkelok tajam dan melintasi sungai. Serta tanjakan dan turunan jalan sangat curam.

“Kondisi ini, tidak menjadi lemah semangat siswa siswi SDN Kanaan. Mereka sanggup berjalan dengan jarak cukup jauh 1 kilometer dengan jalanan hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua, curam dan licin kalau musim hujan,” ujarnya.

Adapun hasil kordinasi dengan pihak PLN, lanjut Yadi. Katanya pihak sekolah harus ada biaya kurang lebih Rp 20 jutaan agar listrik bisa terpasang,

“Memang miris juga, pihak sekolah sering kerepotan ketika batre laptop habis, ataupun HP lowbet, otomatis tidak bisa ada akses internet. Kadang suka ke meminta ke rumah warga yang cukup jauh jaraknya agar bisa di charger handphone ataupun laptop,” kata Yudi.

“Sangat merepotkan, jadi kami hindari kalau yang menggunakan listrik, apalagi kalau mengajar memperkenalkan dunia IT. Ya karena listriknya tidak ada, untuk air bersih, WC nya ada airnya tidak ada. Kalaupun ada air itu hasil mengangkut para murid mengisi bak nya,” pungkas Yudi. ***

Berita Terkini