Kebutuhan Rakyat Jabar Masih Banyak yang Terlantar, Rehab Gedung Sate dan Tamannya Habiskan Puluhan Miliar.

Bandung – Beberapa waktu lalu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah merampungkan revitalisasi taman Gedung Sate sebagai taman terbuka untuk warga. Proyek ini merupakan awal dari masterplan membuat Gedung Sate sebagai pusat wisata dan tahun 2020 kemarin sudah dibuka untuk umum termasuk ke dalam ruangan.

Banyak sumber yang mengatakan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menghabiskan 14,9 miliar untuk merenovasi taman di depan dan belakang Gedung Sate.

Ridwan Kamil meresmikan taman Gedung Sate, Selasa, 31 Desember 2019 lalu. Alasan merenovasi dan menggunakan miliaran rupiah dari APBD ini, bermaksud memberikan wajah baru pada bangunan bersejarah itu. Mengingat, pada 2020 Gedung Sate akan berusia 100 tahun.

Namun alokasi dana publik ini dikritik oleh sejumlah pihak. Termasuk Ketua Komisi IV DPRD Jawa Barat, Imam Budi Hartono, pernah mempertanyakan jumlah dana yang digunakan untuk wajah baru Gedung Sate tersebut.

Dia pun sempat membandingkan dana ini dengan dana rumah rakyat tak layak huni, sambungan listrik, dan infrastruktur sekolah.

Selain itu, ada juga pengamat politik Jawa Barat, Adiyana Slamet, yang menyayangkan renovasi Gedung Sate karena menelan biaya miliaran rupiah.

Karena menurut Adiyana, pariwisata itu harus menunjang pendapatan masyarakat di sekitarnya. Dan harus menjadi pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jawa Barat. Bahkan, proyek Gedung Sate itu hanya mengejar Indeks Kebahagiaan tanpa menyentuh kebutuhan dasar warga.

Padahal, ujar Adiyana, masih banyak warga di Jawabarat yang butuh MCK layak. Dalam data BPS, pada 2016 ada 4,2 juta orang Jawabarat yang buang air besar sembarangan. Pada 2017, angka ini memang turun ke 3,2 juta orang.

Adiyana mengatakan bahwa, pemerintah provinsi juga bertanggung jawab dalam pengadaan MCK tersebut, karena termasuk dalam kebutuhan dasar rakyat.

Berdasarkan informasi dari banyak sumber, terkait ABPD Jawa Barat 2019, biaya Rp. 14,9 miliar perbaikan Gedung Sate lebih besar dibandingkan sejumlah program lainnya yang lebih penting. Misalnya pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) SMK Negeri dan Rehabilitasi Ruang Belajar SMK Negeri yang hanya dianggarkan sekitar Rp. 12,5 miliar. Selain itu, Program Peningkatan SDM dan Kelembagaan Penanggulangan Bencana hanya dianggarkan Rp. 11,6 miliar.

Adiyana berharap, agar pemerintah memfokuskan anggaran pada program-program yang dibutuhkan masyarakat. Karena itu bisa dimanfaatkan kepada sektor-sektor yang substantif. Tidak pada sektor-sektor yang hanya menyentuh basis emosi rakyat dengan menaikkan Indeks Kebahagiaan Manusia.

Banyak pihak yang menyayangkan, karena Revitalisasi Taman Gedung Sate terkesan mengada ada. Walaupun, ada beberapa yang mengakui Taman Gedung Sate kini menjadi salah satu daya tarik wisata. Karena wisatawan bisa leluasa memilih spot untuk berswafoto. Namun, hal itu tidak sebanding dengan banyaknya kebutuhan masyarakat yang lebih penting dan perlu didahulukan.

Berhembus kabar dari sumber-sumber lainnya, bahwa pagu anggaran revitalisasi Gedung Sate menghabiskan dana sebesar Rp. 21 milyar. Jika dengan nilai segitu, maka wajar banyak pihak yang menilai bahwa penggunaan dana untuk revitalisasi tersebut sebagai penghamburan.

Diberitakan banyak media, terdapat anggaran untuk revitalisasi taman depan Gedung sate yang mencapai sekitar Rp. 1,5 milyar, belum lagi ramai kritikan mengenai pembuatan kolam renang di Gedung Pakuan. Apalagi alasan dari Gubernur Ridwan Kamil yang dinilai Lebay, yaitu untuk mengobati lututnya yang cidera pada saat itu.

Berdasarkan dari keterangan Kepala Biro Umum Setda Provinsi Jabar, Iip Hidayat, kepada media. Anggaran kolam renang Rp. 320 juta, tidak seperti rumor yang menyebutkan menghabiskan dana milyaran rupiah. Kamis, (23/1/2020).

Disebutkan Iip Hidajat, pelaksanaan pekerjaan pembangunan taman belakang gedung sate sudah beres 100%. Namun pembayaran hasil pekerjaannya masih ditahan 5% sebagai jaminan pemiliharaan. Fisik semua sudah beres, termasuk kantin. Pengendapan itu sekitar Rp. 700 juta.

Iip Hidayat menyatakan anggaran pembangunan taman depan dan belakang Gedung Sate, hanya Rp. 14,9 milyar.

Iip Hidayat pun merinci pagu anggaran untuk revitalisasi Gedung Sate itu sekitar Rp. 28 milyar, sedangkan untuk Gedung Pakuan Rp. 4 milyar, dan Taman Saparua Rp. 5 milyar. Namun demikian pagu anggaran yang dirinci Iip Hidayat, terdapat selisih dengan pagu anggaran yang diajukan pada 2019 dan yang dilaksanakan pada tahun 2020, khususnya anggaran revitalisasi taman Gedung Sate yang memakan biaya sebesar Rp. 28 juta. Padahal pada Pagu Anggaran 2020, hanya dianggarkan Rp. 21.576.300.000.

Alhasil, masyarakat Jawabarat dibuat heran, karena pagu anggaran revitalisasi Gedung Sate seharusnya Rp. 21.576.300.000. Akan tetapi, Kepala Biro Umum Sekretariat Provinsi Jabar Iip, mengatakan pagu anggarannya hanya Rp. 28 milyar.

Sebenarnya, Revitalisasi tersebut tidak memiliki urgensivitas yang tinggi bagi masyarakat Jabar. Sehingga, banyak pihak yang mempertanyakan, apakah revitalisasi Gedung Sate lebih penting dibandingkan pembangunan-pembangunan infrastruktur lainnya?.

Sangat disayangkan, karena jelas banyak anggaran yang habis hanya untuk sekedar revitalisasi hal yang tidak terlalu dibutuhkan oleh masyrakat Jawabarat.

Dengan anggaran tersebut masyarakat harusnya lebih jeli dalam mengkritisi penggunaannya. Padahal, masih banyak hal lain yang lebih penting, namun justru dikesampingkan hanya demi memprioritaskan pembangunan taman Gedung Sate dan yang lainnya.

**Agus Jaya Sudrajat (Pemimpin Redaksi Media Times Jurnalis Indonesia, Ketua Umum Forum Jurnalis Nusantara, Wakil Ketua Umum Forum Media Indonesia Bersatu, Dan Ketua Ormas laskar Banten DPC Kota Bandung)**

Berita Terkini